Saturday, November 27, 2010

Kabut

Pantasnya aku harus sebut kamu kabut apa senja?
Kukira aku harus memanggil mu kabut..
Ini hari sabtu yang terasa diperbaharui, hujan terus turun hari ini
Aku mulai merasa seperti The new ice blended cappucino dengan extra caramel diatasnya

Otak ku mulai menjelajah, jauh jauh lalu hilang karna ku dapatkan kamu
Fantasi saat itu mulai menjadi jadi, semakin liar tak terkendali
Aku bayangkan kamu..
Seorang berpostur badan 170 lebih, sangat tinggi
Berparas layaknya Paul Franklin di dalam kelambu merah, alis tebal putih, bibir yang menggoda, semua!
Gaya mu menarik, kemeja kubik yang kamu pakai, jeans biru yang terlalu membuat ku semakin liar

Mulai di fantasi itu aku mengenal kamu,
seolah olah aku mengolah semua tentang kamu disana..
Kabut, kamu enggan lirak lirik rumput lain yang jelas mungkin lebih nikmat dari aku
Kamu tujukan pandangan itu cuma buat aku
Kamu...terlalu posesif, kamu larang larang aku, kamu tarik baju ku, tapi aku suka!
Kamu terlalu bisa diandalkan, kamu punya karpet terbang sendiri, kamu akan usahakan agar aku selalu terbang cuma sama kamu.
Kamu kenal aku begitu baik
Kamu bawa aku ke Venice, atau sekedar mencium dahi ku di Barcelona
Kamu janjikan aku hidup indah, kamu janjikan aku tidak akan jatuh, kamu akan jaga aku terus
Itu sedikit menggelitik, aku mulai malu, pipi ku terlalu merah untuk kututupi

Tamparan bertubi tubi lalu memisahkan aku dengan Kabut
Hei aku belum selesai menggambarkan Kabut!

Tapi dia terlalu maya, dia kabut yang hidup di otak daging berlemakku
Aku ingingkan dia di sini, aku inginkan dia mencium dahi ku dengan nyata
Kabut, doa aku buat Tuhan...aku akan secepat mungkin menemui kamu
Dan hidupku akan diselamatkan oleh kamu
Temui aku kabut!
Dan ingat semua janjimu....

2 comments:

  1. Mendung:

    Mendung menggelayut diesok-ku, masih subuh kuramalkan kisah ini.
    Eh, ternyata cuma kiasan cahaya bohlam disudut tetangga...

    Samar tapi pasti berbendar kearahku, bukan saat ini pastinya.
    Mungkin kemarin pernah kutatap pelangi itu.
    Mungkin besok kulihat lagi.
    Atau mungkin itu hanya mendung tanpa hujan...?

    Lelucon Tuhan atas lawakan pahitku.

    ReplyDelete
  2. Cahaya senter hansip mungkin? teuiiing eta teh udh dewa kurang ngertiii *hahahaha

    ReplyDelete